Hari-hari seperti ini datang lagi, saat gemuruh menderu jantungku, saat pikiranku kalut dan hatiku ciut, sepi menjalari tiap tulang, mataku terpejam dan kemudian terbuka, aku tak dapat terlelap, tak dapat pula untuk tetap terjaga,
aku rindu Kekasihku…
Maaf, maaf… Untuk kesekian kalinya aku terbenam dalam tugas dan kuliah yg padat, dan
karena itu aku belum sempat menjawab pesan Kekasihku, belum dapat menemui Kekasihku, kini aku rindu dan aku kalut…
Percayalah, tugas-tugas yang membuatku menutup mata ga teratur setiap harinya, tak dapat merenggut waktuku lebih lama lagi. Karena sehebat apapun nilaiku nanti, tak pernah sehebat kisahku dengan Kekasihku.
Aku rindu… Penaku menari dan memercikkan tinta tentang cinta, suaraku mengalun dan membisikkan nama Kekasihku.
Aku tersenyum mengingat masa-masa indah, masa-masa paling luar biasa dalam hidupku. Saat kisah kasih goyah, Kekasihku selalu meyakinkanku bahwa akulah yang tercinta, dan semua akan baik-baik saja.
Betapa lembutnya Kekasihku, betapa herannya aku.
Kekasihku membuatku istimewa, membuatku menjadi wanita seutuhnya, karena aku memiliki seluruh cinta Kekasihku.
Bagiku, tiada yang lain, menempati posisi nomor satu dalam hatiku, satu-satunya tempat dalam pikiranku, pertama dan terakhir dalam hidupku, hanya Kekasihku, yang tercinta, yang antara aku dan Kekasihku saling memiliki, kisah cinta termegah. Rinduku sepenuh mati, bukan separuhnya lagi.
Sungguh aku tidak perduli, apakah tugas dan kuliah yang membuatku tidur tak teratur setiap harinya, akan memberikan nilai bagus atau tidak.
Aku benar-benar tidak mau tahu. Hal itu terasa sangat tidak berguna, saat waktuku tak lagi kunikmati bersama Kekasihku. Rinduku mengiris sendi, tidak hanya tergores lagi. Aku sangat rindu pada-Mu, Yesusku.
Tuesday, August 31, 2010
* sebuah doa yg diinterupsi..:)) *
me : Bapa di surga …
Bapa: Ya?
me : Jangan menyela. Aku sedang berdoa.
Bapa: Tapi kamu memanggil-Ku.
me : Memanggil-Mu? Aku tidak memanggil-Mu. Aku sedang berdoa.
Bapa di surga….
Bapa: Nah, ya'kan, kamu melakukannya lagi.
me : Melakukan apa?
Bapa: Memanggil-Ku. Kamu bilang, “Bapa di surga.” Aku di sini. Apa yang ada dalam benakmu?
me : Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Bapa: Oh, baiklah. Teruskan.
me : Aku mengucap syukur atas segala berkat-Mu…..
Bapa: Sebentar. Berapa besar rasa syukurmu?
me : Apa?
Bapa: Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?
me : Aku…yah…aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa?
Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Bapa: Oh, baiklah. Teruskan…
me : Teruskan?
Bapa: Ya, teruskan doamu.
me : Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita …
Bapa: Apakah kamu bersungguh-sungguh?
me : Ya, tentu saja.
Bapa: Apa yang telah kamu lakukan untuk itu?
me : Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.
Bapa: Apakah Aku berkuasa atasmu?
me : Hmmm, aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak…
Bapa: Bukan itu yang Aku minta. Bagaimana dengan tingkah lakumu? Teman-temanmu dan juga keluargamu menderita karena ulahmu. Juga caramu memboroskan uang…semuanya hanya untuk kepentingan dirimu sendiri saja. Dan bagaimana dengan buku-buku yang kamu baca?
me : Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja setiap hari Minggu.
Bapa: Ah, maaf. Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang memintanya……seperti kamu misalnya.
me : Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.
Bapa:Maksudmu orang-orang seperti Dion?
me : Dion?
Bapa: Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.
me : Dion … tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke gereja.
Bapa: Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
me : Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin…
Bapa: Aku melihatnya. Hatinya adalah salah satu dari hati yang paling pedih dan menderita.
me : Baiklah, kiranya Engkau mengutus misionaris-Mu ke sana, ya Tuhan.
Bapa: Bukankah kamu yang harus menjadi misionaris-Ku, utusan-Ku? Aku rasa Aku telah menyatakannya dengan amat jelas dalam setiap ibadah.
me : Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari “Pengkritikan-ku"? Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Bapa: Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...
me : Aku tidak mau.
Bapa: Kenapa tidak mau?
me : Aku tahu apa yang akan Engkau katakan.
Bapa: Ayo, coba dan lihatlah.
me : Ampunilah segala dosaku … dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.
Bapa: Bagaimana dengan Billy?
me : Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuhan, ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Bapa: Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
me : Aku tidak bersungguh-sungguh.
Bapa: Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
me : Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu terbalaskan.
Bapa: Kamu mau tahu suatu rahasia?
me : Rahasia apa?
Bapa: Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
me : Tapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Billy.
Bapa: Kalau begitu, Aku juga tidak dapat mengampunimu.
me : Sungguh, apa pun yang terjadi?
Bapa: Sungguh, apa pun yang terjadi.
Ah, kamu belum selesai dengan doamu. Teruskanlah.
me : Oh, ya …bantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bapa: Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
me : Apa maksud-Mu, Tuhan?
Bapa: Berhentilah berkeliaran di rak-rak majalah dan menghabiskan waktumu di sana. Sebagian dari yang ditawarkan di sana, cepat atau lambat akan mempengaruhimu. Tiba-tiba saja kamu akan sudah terjerumus dalam hal-hal yang mengerikan … dan jika itu terjadi, jangan memperalat-Ku sebagai pintu keluar darurat.
me : Pintu keluar darurat? Aku tidak mengerti.
Bapa: Tentu kamu mengerti. Kamu telah melakukannya berulang kali… kamu terjerumus dalam situasi gawat, kemudian kamu datang kepada-Ku. “Tuhan, bantulah aku untuk keluar dari masalah ini dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi.” Sungguh mengherankan, kekhusukan dan kesungguhan doamu meningkat drastis apabila kamu ditimpa masalah. Ingatkah kamu sebagian dari tawar-menawar yang kamu coba lakukan dengan-Ku?
me : Hmmm, aku tidak….Oh ya,….ketika guruku memergokiku menonton film tentang….Astaga!
Bapa: Ingatkah kamu bagaimana kamu berdoa? “Ya Tuhan. Jangan biarkan dia melaporkannya pada ibuku. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan lagi menonton film tujuh belas tahun ke atas.” Dia tidak melaporkannya kepada ibumu, tetapi kamu tidak menepati janjimu, ya'kan?
me : Tuhan, aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal.
Bapa: Baik, lanjutkan doamu.
me : Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku?
Bapa: Ya, setiap kata; setiap saat.
me : Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya?
Bapa: Berapa banyakkah kesempatan yang kamu berikan pada-Ku? Tidak ada cukup waktu antara kata “Amin”-mu dan kepalamu menumbuk bantal. Bagaimana Aku dapat menjawabmu?
me : Engkau dapat, jika saja Engkau sungguh menghendakinya.
Bapa: Tidak. Aku dapat hanya jika “kamu” sungguh menghendakinya. Anak-Ku, Aku selalu rindu untuk berbicara denganmu.
me : Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku?
Bapa: Sudah kuampuni. Dan terima kasih, sudah mengijinkan Aku menginterupsimu. Kadang-kadang Aku begitu rindu untuk dapat berbicara denganmu.
Selamat malam. Aku mengasihimu.
me : Selamat malam, Bapa. Aku mengasihi-Mu juga.
Bapa: Ya?
me : Jangan menyela. Aku sedang berdoa.
Bapa: Tapi kamu memanggil-Ku.
me : Memanggil-Mu? Aku tidak memanggil-Mu. Aku sedang berdoa.
Bapa di surga….
Bapa: Nah, ya'kan, kamu melakukannya lagi.
me : Melakukan apa?
Bapa: Memanggil-Ku. Kamu bilang, “Bapa di surga.” Aku di sini. Apa yang ada dalam benakmu?
me : Lho, aku tidak bermaksud apa-apa, kok. Aku ini'kan cuma sekedar mengucapkan doa malamku. Aku selalu berdoa sebelum tidur. Itu merupakan kewajibanku.
Bapa: Oh, baiklah. Teruskan.
me : Aku mengucap syukur atas segala berkat-Mu…..
Bapa: Sebentar. Berapa besar rasa syukurmu?
me : Apa?
Bapa: Berapa besar rasa syukurmu atas segala berkat-Ku?
me : Aku…yah…aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Bukankah itu memang bagian dari doa?
Begitulah mereka mengajarku berdoa.
Bapa: Oh, baiklah. Teruskan…
me : Teruskan?
Bapa: Ya, teruskan doamu.
me : Oh, ya. Berkatilah mereka yang sakit, yang miskin dan yang menderita …
Bapa: Apakah kamu bersungguh-sungguh?
me : Ya, tentu saja.
Bapa: Apa yang telah kamu lakukan untuk itu?
me : Lakukan? Siapa, aku? Tidak ada, kurasa. Aku hanya berpikir bahwa semua akan menjadi baik jika Engkau yang berkuasa atas segala sesuatu di sini seperti Engkau berkuasa di atas sana, jadi manusia tidak perlu lagi menderita.
Bapa: Apakah Aku berkuasa atasmu?
me : Hmmm, aku pergi ke gereja, aku memberi kolekte, aku tidak…
Bapa: Bukan itu yang Aku minta. Bagaimana dengan tingkah lakumu? Teman-temanmu dan juga keluargamu menderita karena ulahmu. Juga caramu memboroskan uang…semuanya hanya untuk kepentingan dirimu sendiri saja. Dan bagaimana dengan buku-buku yang kamu baca?
me : Berhentilah mencelaku. Aku ini sama baiknya dengan orang-orang lain yang pergi ke gereja setiap hari Minggu.
Bapa: Ah, maaf. Aku pikir engkau meminta-Ku untuk memberkati mereka yang berkekurangan. Agar hal itu terjadi, Aku perlu bantuan dari mereka yang memintanya……seperti kamu misalnya.
me : Tolong, Bapa. Aku perlu menyelesaikan doaku. Ini sudah jauh lebih lama dari biasanya.
Berkatilah para misionarismu agar mereka dapat menolong orang-orang yang menderita.
Bapa:Maksudmu orang-orang seperti Dion?
me : Dion?
Bapa: Ya, anak yang tinggal di ujung jalan itu.
me : Dion … tapi dia itu suka merokok dan mabuk-mabukan, dan tidak pernah pergi ke gereja.
Bapa: Pernahkah kamu melihat ke dalam hatinya?
me : Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin…
Bapa: Aku melihatnya. Hatinya adalah salah satu dari hati yang paling pedih dan menderita.
me : Baiklah, kiranya Engkau mengutus misionaris-Mu ke sana, ya Tuhan.
Bapa: Bukankah kamu yang harus menjadi misionaris-Ku, utusan-Ku? Aku rasa Aku telah menyatakannya dengan amat jelas dalam setiap ibadah.
me : Hei, sebentar. Apa-apaan ini. Apakah ini hari “Pengkritikan-ku"? Aku ini sedang melakukan kewajibanku, melaksanakan perintah-Mu untuk berdoa. Dan tiba-tiba saja Engkau menyerobot masuk dan mulai membeberkan semua kesalahanku.
Bapa: Ah, kamu memanggil-Ku. Jadi, Aku di sini. Teruskan doamu. Aku tertarik dengan bagian selanjutnya. Kamu belum mengubah susunan doamu'kan? Ayo...
me : Aku tidak mau.
Bapa: Kenapa tidak mau?
me : Aku tahu apa yang akan Engkau katakan.
Bapa: Ayo, coba dan lihatlah.
me : Ampunilah segala dosaku … dan bantulah aku untuk mengampuni sesamaku.
Bapa: Bagaimana dengan Billy?
me : Nah, betul'kan. Sudah kuduga. Aku tahu Engkau akan mengungkit-ungkit masalah itu. Dengar Tuhan, ia berbohong tentang aku sehingga aku dikucilkan. Semua temanku menyangka bahwa aku ini seorang pembohong besar, padahal aku tidak melakukan apa-apa. Lihat saja, akan kubalas dia!
Bapa: Tetapi, doamu? Bagaimana dengan doamu?
me : Aku tidak bersungguh-sungguh.
Bapa: Baiklah, setidak-tidaknya kamu berkata jujur. Aku pikir kamu memang senang membawa dendammu itu kemana-mana, ya'kan?
me : Tidak, aku tidak suka. Tetapi aku akan segera merasa puas begitu dendamku itu terbalaskan.
Bapa: Kamu mau tahu suatu rahasia?
me : Rahasia apa?
Bapa: Kamu tidak akan merasa puas, malahan akan semakin parah. Dengarkan Aku, kamu mengampuni Billy dan Aku akan mengampunimu.
me : Tapi Tuhan, aku tidak dapat mengampuni Billy.
Bapa: Kalau begitu, Aku juga tidak dapat mengampunimu.
me : Sungguh, apa pun yang terjadi?
Bapa: Sungguh, apa pun yang terjadi.
Ah, kamu belum selesai dengan doamu. Teruskanlah.
me : Oh, ya …bantulah aku untuk menguasai diriku dan jauhkanlah aku dari pencobaan.
Bapa: Bagus, bagus. Aku akan melakukannya. Tetapi kamu sendiri, jauhilah tempat-tempat di mana kamu dapat dengan mudah dicobai.
me : Apa maksud-Mu, Tuhan?
Bapa: Berhentilah berkeliaran di rak-rak majalah dan menghabiskan waktumu di sana. Sebagian dari yang ditawarkan di sana, cepat atau lambat akan mempengaruhimu. Tiba-tiba saja kamu akan sudah terjerumus dalam hal-hal yang mengerikan … dan jika itu terjadi, jangan memperalat-Ku sebagai pintu keluar darurat.
me : Pintu keluar darurat? Aku tidak mengerti.
Bapa: Tentu kamu mengerti. Kamu telah melakukannya berulang kali… kamu terjerumus dalam situasi gawat, kemudian kamu datang kepada-Ku. “Tuhan, bantulah aku untuk keluar dari masalah ini dan aku berjanji tidak akan melakukannya lagi.” Sungguh mengherankan, kekhusukan dan kesungguhan doamu meningkat drastis apabila kamu ditimpa masalah. Ingatkah kamu sebagian dari tawar-menawar yang kamu coba lakukan dengan-Ku?
me : Hmmm, aku tidak….Oh ya,….ketika guruku memergokiku menonton film tentang….Astaga!
Bapa: Ingatkah kamu bagaimana kamu berdoa? “Ya Tuhan. Jangan biarkan dia melaporkannya pada ibuku. Aku berjanji mulai sekarang tidak akan lagi menonton film tujuh belas tahun ke atas.” Dia tidak melaporkannya kepada ibumu, tetapi kamu tidak menepati janjimu, ya'kan?
me : Tuhan, aku melanggar janjiku. Aku sungguh menyesal.
Bapa: Baik, lanjutkan doamu.
me : Sebentar, Bapa. Aku ingin bertanya sesuatu kepada-Mu. Apakah Engkau selalu mendengarkan doa-doaku?
Bapa: Ya, setiap kata; setiap saat.
me : Kalau begitu, mengapa Engkau tidak pernah menjawabku sebelumnya?
Bapa: Berapa banyakkah kesempatan yang kamu berikan pada-Ku? Tidak ada cukup waktu antara kata “Amin”-mu dan kepalamu menumbuk bantal. Bagaimana Aku dapat menjawabmu?
me : Engkau dapat, jika saja Engkau sungguh menghendakinya.
Bapa: Tidak. Aku dapat hanya jika “kamu” sungguh menghendakinya. Anak-Ku, Aku selalu rindu untuk berbicara denganmu.
me : Bapa, maafkan aku. Maukah Engkau mengampuniku?
Bapa: Sudah kuampuni. Dan terima kasih, sudah mengijinkan Aku menginterupsimu. Kadang-kadang Aku begitu rindu untuk dapat berbicara denganmu.
Selamat malam. Aku mengasihimu.
me : Selamat malam, Bapa. Aku mengasihi-Mu juga.
Saturday, August 7, 2010
aLL about *shine girls
ini @ sbuah crita ketika sbuah persahabatan dimulai...
THE SHINE GIRLS... sebuah simbol persahabatan yang slalu ingin memberi cahaya dibanyak tempat & menjadi terang buat banyak orang..:))
aq g inget pasti kapan persahabatan ku bersama ke_4 temanq yang lain dimulai..
yah kami... aq, tassya, chey, bebby dan novi..
awalnya, kami hanyalah bagian dari siswa baru di SMA negri 3 Ambon..
kami tak saling kenal, kecuali aku dan novi.. aku sm novi emg sering bareng sejak SMP..
yah sebenarnya waktu SMP, qta 1 skolah sama tassya juga.. tp g begitu deket..
sedangkan chey sm bebby juga dari 1 SMP yg sama..
semester pertama d SMA, aq, tassya, novi & bebby ada di kelas I1..
sedangkan chey kelas I4.. plg sekolah qta sering bareng.. suka kumpul2, gosiipp.. (biasa... wanita..:) )
smpe akhirnya, pas lagi maen k rumah novi, muncul sebuah ide..
" gmn kalo qta kasih nama buat identitas prsahabatan qta ini?? ", kata chey..
"hhmmm, boleh tuh..", sambung novi...
"OK mari qta otak atik nama qta ber_lima biar jd 1 nama..!!", kata ku menambahkan...
singkat cerita, tercetuslah..
THE
S : taSsya
H : sHerly
I : novI
N : aNgel
E : bEbby
GIRLS
YUPS..!!! THE SHINE GIRLS... sebuah simbol persahabatan yang slalu ingin memberi cahaya dibanyak tempat & menjadi terang buat banyak orang..:))
kalo d terjemahkan, lebaii si artinya...
bodoh amat... org ketemunya cuma itu.. :p
ahahahaha:D
seiring jalannya waktu, qta makin akrab sejak kelas 2 SMA..:))
kemana2 slalu bareng.. dan slalu punya jadwal kumpul bareng..
namun, ada 1 hal yang harus qta hadapi..
trnyata banyak yg g suka sm qta...
ada bbrp faktor:
1. tassya adalah anak guru bhasa Jerman d skolah qta... kalo anak guru kan pasti rada disenengin.. smart juga sih anaknya..
2. bukan sombong, tp qta emg slalu punya prestasi d skolah.. mulai dari kepengurusan OSIS ampe jadi perwakilan skolah buat ikut OLIMPIADE sains..
whatever, qta bangga skaligus bahagia jd SHINE GIRLS... meskipun banyak yg merasa risih sm qta,. qta pernah saling berbagi... suka dan duka yg kita alami bareng2, membuat qta lebih menghargai arti sebuah persahabatan...
qta masing2 juga punya masalah keluarga.. & ga nyangka, saat kumpul bareng itulah, setiap kepenatan hati bs terhempaskan...
bersyukur sama Tuhan, mpe detik ini... ikatan itu masih qta jaga...
qta masih bersahabat..
meskipun terpisah akibat jalan hidup yg berbeda2,qta masih punya shine d hati..:)) dan berharap, kan terus ada FOREVER..:))
& ini lirik lagu yang aq suka banget nyanyiin kalo lagi inget sama SHINE..:))
Keep smilin', keep shinin'.. Knowin' you can always count on me, for sure..
That's what friends are for.. For good times and bad times..
I'll be on your side forever more.. That's what friends are for
hhmmm, ngomong soal SHINE GIRLS, qta ternyata punya banyak kisah menarik..
qta pernah ada dlm situasi yang kata orang, "teman makan teman..:))" kaget??
qta pernah alami koq.. :))
YUPssss...!!! SHINE GIRLS pernah mrasakan saat2 ketika CINTA menghancurkan PERSAHABATAN, melunturkan KEPERCAYAAN, menanamkan benih PENGHIANATAN dan menuai rasa KEBENCIAN dilubuk hati yg paling dalam namun tak terungkapkan..
sebuah kisah, yg tak pernah ingin qta ungkit lagi demi awetnya sebuah persahabatan...:))
tp disini, smua akan kutulis.. sebentar lagi, akan ada bbrapa hal yang akan kulupakan.. namun ku tahu, semua ttg shine harus d abadikan...
pengen tau..???
nantikan dlm lanjutan tulisan ku yang berikutnya..:))
COMING SOON..:))
THE SHINE GIRLS... sebuah simbol persahabatan yang slalu ingin memberi cahaya dibanyak tempat & menjadi terang buat banyak orang..:))
aq g inget pasti kapan persahabatan ku bersama ke_4 temanq yang lain dimulai..
yah kami... aq, tassya, chey, bebby dan novi..
awalnya, kami hanyalah bagian dari siswa baru di SMA negri 3 Ambon..
kami tak saling kenal, kecuali aku dan novi.. aku sm novi emg sering bareng sejak SMP..
yah sebenarnya waktu SMP, qta 1 skolah sama tassya juga.. tp g begitu deket..
sedangkan chey sm bebby juga dari 1 SMP yg sama..
semester pertama d SMA, aq, tassya, novi & bebby ada di kelas I1..
sedangkan chey kelas I4.. plg sekolah qta sering bareng.. suka kumpul2, gosiipp.. (biasa... wanita..:) )
smpe akhirnya, pas lagi maen k rumah novi, muncul sebuah ide..
" gmn kalo qta kasih nama buat identitas prsahabatan qta ini?? ", kata chey..
"hhmmm, boleh tuh..", sambung novi...
"OK mari qta otak atik nama qta ber_lima biar jd 1 nama..!!", kata ku menambahkan...
singkat cerita, tercetuslah..
THE
S : taSsya
H : sHerly
I : novI
N : aNgel
E : bEbby
GIRLS
YUPS..!!! THE SHINE GIRLS... sebuah simbol persahabatan yang slalu ingin memberi cahaya dibanyak tempat & menjadi terang buat banyak orang..:))
kalo d terjemahkan, lebaii si artinya...
bodoh amat... org ketemunya cuma itu.. :p
ahahahaha:D
seiring jalannya waktu, qta makin akrab sejak kelas 2 SMA..:))
kemana2 slalu bareng.. dan slalu punya jadwal kumpul bareng..
namun, ada 1 hal yang harus qta hadapi..
trnyata banyak yg g suka sm qta...
ada bbrp faktor:
1. tassya adalah anak guru bhasa Jerman d skolah qta... kalo anak guru kan pasti rada disenengin.. smart juga sih anaknya..
2. bukan sombong, tp qta emg slalu punya prestasi d skolah.. mulai dari kepengurusan OSIS ampe jadi perwakilan skolah buat ikut OLIMPIADE sains..
whatever, qta bangga skaligus bahagia jd SHINE GIRLS... meskipun banyak yg merasa risih sm qta,. qta pernah saling berbagi... suka dan duka yg kita alami bareng2, membuat qta lebih menghargai arti sebuah persahabatan...
qta masing2 juga punya masalah keluarga.. & ga nyangka, saat kumpul bareng itulah, setiap kepenatan hati bs terhempaskan...
bersyukur sama Tuhan, mpe detik ini... ikatan itu masih qta jaga...
qta masih bersahabat..
meskipun terpisah akibat jalan hidup yg berbeda2,qta masih punya shine d hati..:)) dan berharap, kan terus ada FOREVER..:))
& ini lirik lagu yang aq suka banget nyanyiin kalo lagi inget sama SHINE..:))
Keep smilin', keep shinin'.. Knowin' you can always count on me, for sure..
That's what friends are for.. For good times and bad times..
I'll be on your side forever more.. That's what friends are for
hhmmm, ngomong soal SHINE GIRLS, qta ternyata punya banyak kisah menarik..
qta pernah ada dlm situasi yang kata orang, "teman makan teman..:))" kaget??
qta pernah alami koq.. :))
YUPssss...!!! SHINE GIRLS pernah mrasakan saat2 ketika CINTA menghancurkan PERSAHABATAN, melunturkan KEPERCAYAAN, menanamkan benih PENGHIANATAN dan menuai rasa KEBENCIAN dilubuk hati yg paling dalam namun tak terungkapkan..
sebuah kisah, yg tak pernah ingin qta ungkit lagi demi awetnya sebuah persahabatan...:))
tp disini, smua akan kutulis.. sebentar lagi, akan ada bbrapa hal yang akan kulupakan.. namun ku tahu, semua ttg shine harus d abadikan...
pengen tau..???
nantikan dlm lanjutan tulisan ku yang berikutnya..:))
COMING SOON..:))
Subscribe to:
Posts (Atom)